Beranda

Senin, 18 April 2011

Asam, Basa, dan Netral


    
     I. TUJUAN

Ø  Mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dengan menggunakan kertas   
 Lakmus
Ø  Mengetahui harga pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter atau                              indikator universal
Ø  Membuat indikator asam basa dari bahan alami

 
II. Landasan Teori

          Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam 3 keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Ketika mencicipi jeruk maka akan terasa asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi shampo maka akan terasa pahit karena shampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam atau basa dengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang berbahaya. Sifat asam atau basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator yang sering digunakan antara lain: kertas Lakmus, Fenolftalein, Metil merah, dan Brom Timol Biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasayanya dikenal dengan Indikator Sintetis. Dalam pelajaran kimia khususnya materi asam dan basa, indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan.
          Indikator tingkat keasaman suatu zat asam yang dimasukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion Hidrogen (H+) dalam air dan berkurangnya ion Hidroksida (OH-). Sedangkan pada basa, akan terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion Hidroksida (OH-) dan berkurangnya ion Hidrogen (H+).
          Jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dapat digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semaki sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak ion OH- di dalam air.
          pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma ion Hidrogen (H+) yang terlarut.
          Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 oC ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut asam, dan larutan dengan pH lebih dari tujuh disebut dengan basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang berkaitan dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
         


Umumnya, indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru jika keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan elektolit/konduktivitas suatu larutan.
Alat pH meter merupakan suatu rangkaian elektrolit yang dilengkapi dengan elektrode kaca. Bila elektrode kaca ini dimasukkan ke dalam larutan, maka akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H+ dalam larutan. Besar beda potensial ini ditunjukkan dengan angka yang menyatakan pH larutan tersebut.
Alat ini mengukur pH suatu larutan berdasarkan perbedaan relatif konsentrasi ion H+. Oleh karena itu setiap kali melakukan pengukuran, pH meter harus dikalibrasi dengan larutan yang sudah diketahui pH-nya yang pasti. Untuk menggunakan alat ini cukup dengan mencelupkan elektrodenya ke dalam larutan yang diukur dan secara otomatis jarum penunjuk atau angka digital akan menunjuk pada harga pH larutan yang diukur.
Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu pada pH tertentu. Misalnya, Brom Timol Biru (BTB) akan berwarna kuning dalam lingkungan asam, berwarna biru dalam basa, dan berwarna hijau pada keadaan netral.
Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua dan yang digunakan hanya mahkota bunga, sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan.
Cara penggunaan indikator cair yaitu dengan meneteskan indikator tersebut pada larutan yang akan diuji pH-nya. Larutan akan memberikan perubahan warna yang kemudian perubahan warna tersebut dicocokkan dengan warna pada trayek pH indikator tersebut. Masing-masing warna pada trayek pH memiliki pH yang berbeda setiap warnanya. Warna larutan yang sama dengan warna pada trayek pH menunjukkan bahwa pH larutan sama dengan pH pada trayek pH indikator tersebut.


III. PENELITIAN

1.   PERCOBAAN 1
a.     Alat dan Bahan

Ø Alat :
1.     Kertas Lakmus
2.     Plat tetes
3.     Pipet tetes
4.     Indikator universal

Ø  Bahan :
1.     Larutan kunyit
2.     Larutan abu
3.     Larutan jeruk
4.     Larutan sunlight
5.     Larutan sabun
6.     Larutan NaOH
7.     Larutan HCl
8.     Larutan NaCl
9.     Larutan gula
10.                    Larutan cuka
11.                    Larutan kapur
12.                    Larutan Pb (NO3)2

b.    Cara Kerja
1. Menentukan asam/basa dengan menggunakan kertas lakmus :
¨  Memasukkan seluruh larutan yang tersedia ke dalam plat tetes berdasarkan urutan.
¨  Memomotong kertas lakmus hingga menjadi potongan kecil, sebanyak larutan yang akan diteliti.
¨  Memasukkan kertas lakmus biru dan merah ke dalam setiap larutan yang akan diteliti.
¨  Melihat perubahan warna kertas lakmus pada setiap larutan.
¨  Mencatat hasilnya dalam bentuk tabel

2.     Untuk mengetahui pH larutan, dapat menggunakan indikator universal. Cara kerja:
Ø  Memasukkan seluruh larutan yang tersedia ke dalam plat tetes berdasarkan urutan
Ø  Memotong kertas indikator universal hingga menjadi potongan kecil, sebanyak larutan yang akan diteliti.
Ø  Memasukkan kertas indikator universal ke dalam setiap larutan yang akan diteliti.
Ø  Melihat perubahan warna kertas indikator universal pada setiap larutan.
Ø  Mencocokkan warna setiap larutan dengan warna indikator universal, apabila warnanya telah sesuai, lihat angka yang berdampingan dengan warna pada indikator universal tersebut.
Ø  Lalu, mencatat hasilnya dalam bentuk tabel.











c.     Hasil Penelitian
Praktik dengan menggunakan Lakmus Merah dan Biru

No.
Zat
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Sifat Larutan
pH
Asam
Basa
Netral
1.
Kunyit
M
M


6
2.
Air Abu
B
B


7
3.
Air Jeruk
M
M


5
4.
Air Sunlight
B
B


7
5.
Air Sabun
B
B


7
6.
Larutan NaOH
B
B


11
7.
Larutan HCl
M
M


1
8.
Larutan NaCl
M
B


6
9.
Larutan Gula
M
B


6
10.
Larutan Cuka
M
M


4
11.
Air Kapur
B
B


11
12.
Pb (NO3)2
M
M


5


    2. PERCOBAAN 2
a.    Alat dan Bahan

Ø Alat :
1.     12 gelas ukur
2.     Rak tabung reaksi
3.     Pipet
4.     Air kran dan lap tangan

Ø Bahan :
Dari indikator alami (dalam bentuk air/zat cair)
1.     Daun pandan
2.     Bunga asoka
3.     Laos
4.     Daun jeruk
5.     Bunga mawar
6.     Kunyit







b.   Cara Kerja
1.     Proses 1
Ø  Mencuci gelas ukur sampai bersih dan mengeringkannya lalu meletakkannya di rak tabung reaksi
Ø  Mengisi 12 gelas ukur tersebut dengan larutan Ca (OH)2 dan HCl, masing-masing 6 gelas ukur secukupnya
Ø  Masing-masing gelas ukur yang berisikan Ca (OH)2 dan HCl ditetesi dengan indikator bahan alami sebanyak 3-4 tetes.
Ø  Mengamati dan mencatat hasilnya dalam tabel.

2. Proses 2
Ø  Setelah menyelesaikan proses 1, kemudian cuci gelas ukur sampai bersih dan mengaturnya ke dalam rak. Lalu, masukkan larutan NH4OH dan CH3COOH seperti pada proses 1.
Ø  Menetesi semua bahan yang diuji dengan indikator bahan alami sebanyak 3-4 tetes.
Ø  Mengamati dan mencatat hasilnya dalam tabel.


         c. Hasil Penelitian
              Praktik dengan menggunakan larutan Ca (OH)2, HCl, NH4OH, dan CH3COOH.


No.
Indikator Alam

Ca (OH)2

HCl

NH4OH


CH3COOH
1.
Pandan
T
T
T
T
2.
Bunga Asoka
Kuning Muda
Pink
Kuning Muda
Pink
3.
Laos
Keruh
Jernih
T
T
4.
Daun Jeruk
Hijau Muda
Putih Keruh
Hijau Muda
Putih Keruh
5.
Bunga Mawar
Kuning Muda
Pink
Putih Keruh
T
6.
Kunyit
Coklat
 Kuning
Kuning Muda
Kuning Muda

       IV. PEMBAHASAN

             1. PERCOBAAN 1
               
          Percobaan pertama dengan menggunakan lakmus merah dan biru yang bertujuan untuk menguji asam atau basa dari suatu larutan. Percobaan yang pertama ini menggunakan 12 macam cairan yang diambil sebagian kemudian dilarutkan dengan kertas lakmus merah dan biru. Air kunyit yang semula berwarna kuning jika diteteskan keatas lakmus merah warnanya akan akan tetap merah dan ditetesi keatas lakmus biru berubah menjadi merah. Hal itu menunjukkan bahwa kunyit merupakan asam dengan Ph 6. Kemudian, air abu diteteskan ke atas lakmus merah maka lakmus merah tersebut akan berubah menjadi biru dan air abu diteteskan ke atas lakmus biru maka warnanya akan tetap berwarna biru. Maka, air abu merupakan larutan basa dengan pH 7. Lakmus merah ketika ditetesi dengan air jeruk akan tetap merah berbeda dengan lakmus biru yang berubah menjadi merah itu berarti air jeruk bersifat asam dengan pH 5.
Hal yang berbeda terjadi pada larutan sunlight yang dicampur dengan lakmus merah dan biru tetap tidak mengalami perubahan warna itu berarti larutan sunlight bersifat netral dengan pH 7. Begitu juga dengan larutan yang lain seperti larutan sabun, larutan NaCl, Larutan gula bersifat netral dengan pH berkisar antara 6-7. Sedangkan larutan HCl termasuk dalam asam karena lakmus biru berubah menjadi merah dengan pH 1. Sedangkan, larutan NaOH dan kapur merupakan basa dengan pH 11, dan larutan cuka dan Pb(NO3)2 merupakan larutan asam dengan pH 4-5.


                         2. PERCOBAAN 2

          Dari hasil percobaan yang kedua dengan menggunakan indikator alam yang dicampur dengan 6 bahan yang berupa umbi-umbian dan dedaunan seperti daun pandan, daun jeruk, kunyit, laos, bunga asoka dan bunga mawar yang telah diambil sarinya dan dicampur dengan Ca (OH)2, HCl, NH4OH, dan CH3COOH menghasilkan bahwa ternyata daun pandan dicampur dengan keempat cairan tersebut tidak mengalami perubahan warna dan itu berarti daun pandan bersifat netral. Hal itu dikarenakan daun pandan merupakan tumbuhan air, pewarna alami, dan banyak mengandung klorofil. Jika daun jeruk dicampur dengan air kapur dan NH4OH akan mengalami perubahan warna yang sama, yakni dari hijau menjadi hijau muda, dan ketika dicampur dengan HCl dan CH3COOH berubah menjadi putih keruh. Sedangkan laos dan kunyit ketika dicampur dengan NH4OH, dan CH3COOH tidak mengalami perubahan warna atau tetap, itu berarti untuk setiap jenis umbi-umbian bersifat netral.


       V. KESIMPULAN   
       Berdasarkan percobaan-percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

Ø Kertas lakmus digunakan untuk membedakan suatu zat yang bersifat asam atau basa. Lakmus yang berubah menjadi merah ketika ditetesi suatu larutan, maka bersifat asam. Sedangkan lakmus merah yang berubah menjadi biru menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Ø Untuk mengetahui pH suatu larutan, digunakan Indikator Universal. Jika kertas Indikator Universal berubah warna setelah ditetesi larutan, maka warna tesebut menunjukkan ukuran pH larutannya.
Ø Selain menggunakan kertas lakmus dan indikator universal, bahan-bahan alami juga dapat menjadi indikator alami. Bila warna larutan berubah ketika ditetesi larutan bersifat asam atau basa, berarti larutan tersebut dapat dijadikan sebagai indikator pH.

Tidak ada komentar: